Apartemen Anxi
Safina senyum2 udangan ungu prom graduation masih ditangannya,,di kibas2kan di hadapan Carisha yang sepertinya cuek. Mata Carisha lekat menonton DVD My Name Is Khan untuk ke 7 kalinya.
Anxi masih ngutak utik emailnya, tak lama kemudian Tara gadis indonesia itu datang, "gimana?" katanya sambil meletakkan tas chanel merah di sofa. Soft lanse nya kali ini ganti lagi, sekarang ungu, kemarin hijau,.
"hmm.. entahlah, tanya Fin saja, nampaknya dia yg bersemangat" jawab si cuek membesarkan volume Dvd karna suara Tara yang high pich.
"oh Carisha, aku tau sebenarnya kamu juga bersemangat..hanya saja kamu blum dapat ide" jawab Safina, gadis keturunan Melayu itu terhadap teman didepannya sembari menjulurkan lidah.
Apartemen Anxi |
Tara menghampiri Anxi di sudut ruangan, "udah beres kan? udah lah,,sekarang dibicarakan saja.."
Anxi hanya mengangguk, lalu memutar arah duduk menhadap teman2 nya "Kaise Caris, aku tau kau punya banyak saudara hindi disini, aku rasa mereka cukup membantu" katanya sambil melipat tangan
"hufff" Carisha menghela napas "yea..zhengque..jadi menurutmu kita buat baru saja?"
Senyum Safina tambah lebar.. "yeaaaa...menurutmu ada yg lebih baik?", "aku sudah punya bayangan gaun seperti apa yg besok bakal aku pakai, semalam, aku sudah konsultasi dengan Anxi"
Anxi gadis tionghoa itu bagun dari tempat duduknya, mendekati Carisha, teman hindinya itu menatapnya sambil mengkerut2kan bibir ke kanan ke kiri, Anxi tersenyum, "gimana?, perlu aku pilihkan gaun untukmu? aku punya majalah..mungkin kau bisa memilih2, hm?"
Carisha hanya menaikkan alis tebal khas indianya..mungkin 70% setuju.
"okey, tunggu apa lagi? sekarang saja, mumpung masih belum terlalu panas.." kali ini Tara tak sabar lagi..
"Eh.sebentar,,aku pipis dulu.."
"hadeh..Fin, baiknya kamu pakai popok saja" kata An.
Beberapa menit setelahnya, 4 gadis beda negara itu sudah ada di porsche merah tahun 2009. Tara mengemudi mobilnya santai, udara hari itu cukup nyaman, melewati pinggiran jalan dengan rumput hijau. Musim semi di Den Hag dihiasi tulip2 cantik, beberapa diantaranya diselingi rumput liar dengan bunga kuning menyegarkan.
"dimana toko kain saudara mu itu Rish?" si pengemudi itu tetap menghadap depan., "mungkin sebaiknya kau telpon dulu sebelum kita sampai, setidaknya mereka bisa menyiapkan bahan2 yang cocok untuk kita"
"ke arah pesisir, Gevers Deynootweg" kata si hindi sambil mengirim pesan "aku pernah kesana kok, nanti aku arahkan".
"Menurutmu, bahan yang aku butuhkan ada disana?" tanya Safina .
"hmm, aku rasa ada, bahan untuk gaunmu sederhana Fin", "ngomong2 Tara, aku blom tau rencana gaunmu?" Anxi kali ini menegakkan duduknya, sadar bahwa 1 temannya blom memberitau gaun promnya.
"hehe,,blom jelas sekarang An, aku masih memilih2, mungkin saat Carisha jatuh cinta pada sebuah sutra, aku akan menemukan impian gaunku, gaun fantastis yang belum pernah kalian lihat.ahaha.."
Porsche itu berhenti tepat di depan toko Rama Shamir. Toko textil keemasan dengan interior khas negara Bolliwood.
Keempatnya langsung masuk ke dalam nya. Seorang bapak2 berusia 40an keluar dengan senyum, "Aaa.. Carisha my litlle darling..kau sudah di tunggu bibimu di dalam, apa kabar?"
"baik Uncle, ini teman2 ku, mereka sudah keracunan mode untuk membeli gaun, tolong bantu mereka ya.."
"Accha..sini sini,, kalian datang ke tempat yang tepat...beberapa hari yang lalu, beberapa gadis THU juga kesini, katanya mereka ingin membuat gaun prom.hahaha.."
"hehe, yas uncle, Hague sebentar lagi graduation,. kita juga datang untuk gaun prom" jawab si melayu. "paman bisa carikan aku bahan untuk gaun seperti ini?" Safina mengeluarkan Ipad barunya dengan foto gadis dengan gaun pink cinderella..
Cinderella dress |
"Asana, ini hanya kain chiffon dan satin, nak, berjalanlah ke arah sudut kiri, seseorang akan membantumu..".lalu si uncle berteriak pada pegawainya untuk menolong si melayu "kara sakate haim?" .
"aku ke dalam dulu menelui bibiku, kalian pilihlah kain2 dulu". si hindi berjalan ke dalam. melewati tirai tinggi besar menuju ruangan pribadi keluarga Shamir.
Si melayu tak lama sudah mengacak2 tumpukan kain di sudut kiri, tempat uncle Shamir merekomendasikan.. nampaknya dia semangat betul menyusahkan pegawai2 Shamir (walau dia tidak bermaksud demikian), dengan tenanganya Tara menemani Safina, mungkin karena satu ras, mereka bisa lebih cocok untuk saling berpendapat.
Sedangkan Anxi, berada di deretan kain songket china, dia berencana membuat gaun Hanbok korea, nampaknya dia sudah bosan dengan gaya glamour clasic seperti gaun2 nya yang dulu..
Tak lama Anxi dan Safina sudah berdiri di meja kasir
"hoe?"kali ini uncle memakai bahasa Netherlands,
"kan nu al, ini, kita mau bayar, dapat diskon kan, uncel?" Anxi memberi senyum termanis merayu uncle hindi, dan nampaknya memang mereka mendapatkan diskon., Shamir berbicara dengan pegawainya dengan bahasa hindi, pegawainya mengangguk2. lalu angka di kasir menjadi turun beberapa euro.
"dank u well, uncle.." kata 2 gadis itu berbarengan.
Carisha sudah berdiri di belakang mereka..
"whuah,, uncle, baik sekali, hehe.."
"kau sudah mendapatkan kainmu, nak?"
Carisa memperlihatkan telapak dalam sembari menaikkan pundaknya, "belum uncle, mungkin aku akan memilih sebentar lagi, tadi bibi memberikan rekomendasi beberapa disain gaun untukku".
"Yeah!, great Rish. kurasa kita tak punya banyak waktu bila untuk lama2 berpikir" imbuh Anxi "ngomong2, Tara, mana gaunmu? Rish sudah mulai memilih kainya.."
"ahh, An,,aku rasa besok aku akan kembali lagi kesini, aku blom ada mood kali ini.hehe..".
Porsche Tara |
Satu jam kemudian, karena Carisha yang terlalu lama memilih, mereka berempat sudah duduk kembali dalam porsche merah Tara.,melewati komplek resort Scheveningen.,"ah tulip itu,,sejak aku kuliah di Hague, belom sekalipun aku masuk kedalamnya, aku rasa aku harus kesana dalam waktu dekat ini.."
"Tara,, bagaimana lepas kita ke desainer ini, kita mampir ke Scheveningen?" tanya si melayu "akupun belom pernah masuk kesana, tapi amakku bilang, itu tempat yang indah"
"aku rasa lebih baik kalian kesana lebih pagi sedikit, saat ini terlalu siang, dan aku lapar gurls, Carisha, kamu lapar juga kan?"
Carisha menepuk2 perutnya dan diusap. "yea,,kita cari makan saja setelah ke desainermu An"
Porsche itu melaju lebih cepat.
Rumah kecil itu nampak asri dengan kebun kecil di depannya. Rumah desainer pemula, Miss Jane.,
An sudah sering menjahit baju2nya disini, dan kali ini, dia mengajak 3 temannya untuk menjahit gaun prom mereka. Usia Miss Jane tak jauh beda dengan mereka, kulitnya putih dan badannya berisi, jadi rasanya bukan obrolan formal client dan desainer yang terjadi. Miss Jane benar2 meluangkan waktu untuk mendengan keinginan client2 nya kali itu, sesekali ia menganggukkan kepala, dan memberi beberapa saran. Maklumlah 3 orang diantaranya bisa jadi langganan bila hasilnya kali ini memuaskan. Pikirnya.
Ruang tamu Miss Jane |
2minggu setelah itu, mereka ber 4 datang ke kediaman Miss Jane, sesuai janjinya untuk menyelesaikan gaun mereka. karena 1 minggu lagi, prom mereka di Crowne Plaza Den Haag Promenade Hotel.
"hoe, miss?" An membuka percakapan.
"belum An, aku sibuk sekali, banyak baju2 yang musti aku kerjakan dekat2 ini, lihatlah.." wajah miss Jane di arahkan ke tumpukan2 kain di meja sebelah ruang tamu. Tumpukan pesanan yang mengantri sebelum 4 gaun gank beda negara.
"oh god no Miss, how come? jadi gaun kita selesai kapan?" Safina kali ini benar2 kaget. dia ga ada waktu lagi untuk bolak balik ke rumah Miss Jane untuk sekedar mengambil gaunnya, itupun belum termasuk fitting.
"oke miss, jadi kapan bisa kau selesaikan, kita ingin semua itu jadi dengan cantik" si hindi menegaskan pertanyaan Fin.
"huff, okey 5 hari lagi sepertinya"
bagai petir, 4 gadis itu jadi malas berharap. mereka pergi dari rumah miss Jane, dan butuh sedikit hiburan, mereka ke Scheveningen, tulip garden, tapi tetap saja, pikiran mereka belum bersih mengeneai kekawatiran akan gaun2nya.
Tulip garden, Schaveningen |
5hari setelah dijanjikan, An berinisiatif menelpon miss Jane terlebih dahulu sebelum mereka datang.
"hoe, miss?"
"nu niet An, belum selesai. aku sakit kemarin..benar2 sorry..uhuk uhuk uhuk" terdengar suara batuk dari sebrang Iphone An, nampaknya si desainer batuk. ntah sakit batuk atau batuk pura2.
"okey miss, aku tunggu kabar gaun ku secepatnya, Gaun Ku!" sebelum menutup pembicaraan An menekankan kata 'gaun' lebih keras, kali ini dia dongkol betul.
An menggelengkan kepalanya pada 3 teman beda ras nya., keempatnya benar2 kecewa dan deg2an. Apa mungkin Miss Jane menyelesaikan gaunnya. An saat itu benar2 tidak enak pada ke 3 temannya. bagaimanapun, dia yang merekomendasikan Miss Jane pada mereka.
Si hindi tau An tidak enak, dan ia mengajak An untuk ber senang2 sedikit, menyanyi lagu india sambil berjoget., gadis Chinesse itu senyum kecut, dia memilih mengambil novel di rak kamar Carisha itu, menuju kasurnya dan tiduran sambil membaca novel The Sherlockholmes terbitan netherlands.
Kamar Carisha |
Hari itu, 22juni, musim semi di Hague, tulip2 masih bermekaran. sore harinya An mendapat sms dari Safina, bahwa gaunnya sudah jadi, dan dia kecewa.,hasilnya jauh yang dia harapkan, walau sempat di permak beberapa bagian. Begitu juga gaun Carisha.. tapi 2 orang asia ini tetap menikmati gaunnya apa adanya. Gaunnya tetap cantik walau tidak secantik angan2 mereka. Tara beruntung sedikit, gaunya langsung jadi tanpa dipermak, sedangkan An, hanbok hasil jahitan Miss Jane tidak memuaskannnya, dia memilih memakai gaun klasik nya yang lama.
Bufet, Crowne Plaza Den Haag Promenade Hotel |
Malam hari pukul 18 22 juni di Crowne Plaza Den Haag Promenade Hotel..
Seluruh mahasiswa angkatan 2006 The Hague University sudah datang di bufet hotel bintang 5 Hague tersebut. mobil2 penuh di parkiran,
Suara musik orkestra klasik, diiringi suara sopran penyanyi Morchee van Oeden mengiringi setiap mahasiswa Hague, senyum seolah2 sudah terpatri lekat, mereka semua benar2 manis.
Sebelumnya ada red carpet photo serta pemberian tandatagan tamu selamat datang. bak artis yang datang di acara Oscar..
Tamu2 anggun dengan gaunya, sedangkan pria dengan jas gelap nampak keren, jauh berbeda dengan hari2 biasa saat di kampus.
Beberapa teman memainkan alat musik dalam grub band, pembacaan nominasi2 yang menurut banyak orang, telalu monoton tidak berkreasi, Frank, ketua kelas mereka, berkali2 mendapat penghargaan dari beberapa nominasi *inilah bukti, nominasi yang dibuat tidak terlalu variatif.
Acara prom itu juga dengan sajian masakan2 lezat. An sempat menyanyikan sebuah lagu walau tidak mood lagi, sebab musik sempat mati sesaat sebelum dia tampil *padahal dia sengaja tidak makan banyak untuk tidak mengganggu nafas perutnya. Namun semua itu, malam prom itu mereka lalui dengan gembira.,tangis perpisahan dengan make up luntur dimana2.
Penutupan acara prom dengan kembang api, semua nya tercengang, indah sambil saling bergandengan dengan teman2 mereka..
4 gadis beda negara itu menikmati prom mereka dengan singkat, walau perjuangan gaun mereka dengan perjuangan panjang.
Acara prom selesai pukul 22, Hague malam itu pun sejuk, udara yang nikmat..beberapa teman memilih singgah sejenak ke taman kota untuk sekedar menikmati udara, namun mereka ber 4 memilih pulang, lelah letih sejak sore berurusan dengan gaun prom. gaun prom miss Jane yang menyusahkan.hahaha
0 komentar:
Posting Komentar